Home » , » KISAH ANAK MUDA YANG TIDAK DI CABUT NYAWANYA OLEH MALAIKAT MAUT

KISAH ANAK MUDA YANG TIDAK DI CABUT NYAWANYA OLEH MALAIKAT MAUT

Written By Unknown on Wednesday, November 6, 2013 | 12:10 AM



 Sebuah kisah yang akan membuka mata kita tentang kebesaran Allah Taala yang tiada tolak bandingnya. Hayati kisah ini dan sama-sama kita mengambil pengajaran dari cerita ini.

Kematian adalah hak Allah Swt, tanpa mampu kita menolaknya secara apapun jika Allah berkehendak, dan juga maju mundurnya kematian adalah hak Allah Swt.

Tetapi, ada satu perkara yang mampu membuat kematian di tunda oleh-Nya. Lalu bagaimana caranya dan mengapa itu boleh terjadi?Berikut ini sebuah contoh kisah yang benar – benar terjadi pada masa kenabian Ibrahim as.

Suatu hari, Malaikal Maut mendatangi Nabi Allah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”

“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”

“Ada apa dia datang menemuimu?”

“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”

“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikal Maut pergi meninggalkan Nabi Allah Ibrahim.

Hampir saja Nabi Allah Ibrahim tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini itu juga dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabi Allah Ibrahim memilih ‘kematian’ tetap menjadi rahasia Allah.

Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.

Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikal Maut, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi?

Malaikal Maut menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.

“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”

“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”

Kematian memang di tangan Allah. justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad Shallahu `Alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah…sedekah.

Maka, tengoklah kanan – kiri anda, lihat – lihatlah sekeliling anda. Bila anda menemukan ada satu – dua kesusahan di depan mata anda. Maka sesungguhnya andalah yang perlu menghulurkan pertolongan. Karena siapa tahu kesusahan itu ditampakkan oleh Allah untuk memanjangkan umur anda. Apakah anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur anda.

Lihatlah betapa mulia hati si pengemis ini. Kita pula bagaimana?

Tidak ada seorang pun yang mengetahui bila ajalnya akan tiba. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam keadaan apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik.

Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.

Mudah – mudahan Allah berkenan memanjangkan umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian yang pasti datang.

Wallahualam.
Share this article :

+ comments + 2 comments

November 7, 2013 at 11:29 PM

Assalammualaikum..sahabat,

cerita nie memang benar menyentuh perasaan,..

mselim3

April 2, 2015 at 5:37 PM

Semua sudah dicatat di Lauh Mahfudz. Disini kita perlu merasa takut pada Allah karena kita tidak tau bagaimana nasib di penghujung hayat kita

Post a Comment
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SUATU PERJALANAN MAYA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger